Di dalam sebuah rumah yang megah dan indah,tinggalah seorang gadis remaja yang akan memulakan perjalanannya menuju ke sekolah.Dia selalu menggunakan sepeda mininya untuk membawanya pergi menuju ke sekolah.
"Kring!kring!"sebuah nada bunyian yang bunyinya seperti bel sepeda itu terdengar di telinga gadis remaja itu.Bahkan bunyian nada yang didengarnya itu pun terdengar jelas dari depan pintu gerbang rumahnya.Dan ternyata,sebuah nada bunyian itu berasal dari sepeda sahabatnya,dengan maksud untuk menunggu gadis itu keluar dari pintu gerbang rumahnya.
"Duh,Dea kalo mahu manggilin gue tuh nggak usah pake ngebel kenapa?Kenceng tahu ke telinga gue."Marah gadis itu.
"Yee,biasanya kan kalo gue udah nyampe ke depan gerbang pintu rumah loe juga,biasanya kan elo masih aja di dalam rumah,10 menit biasanya gue nungguin elo disini sampe elo keluar rumah.Makanya gue bunyiin aja bel sepeda gue ini,yah mana tahu seperti biasa elonya masih didalem rumah lagi ngapain gitu."Kata sahabatnya dengan enteng.
"Aduh Dea,lagian kan gue itu masih di dalem itu kan gue cuma lagi pake sepatu ama ngambilin tas gue aja di ruang tamu.Gitu aja elonya ngerasa nggak sabaran banget."Gerutu gadis itu.
"Alah,palingan juga elonya masih sarapan tuh di dalem rumah.Lagian kan,biasanya gue nungguin elo disini nih ampe 10 menit gue nungguin elo keluar rumah Ze.Lagipula,kita kan berangkat kesekolahnya kan bareng sama-sama pake sepeda."Kata sahabatnya yang bernama Dea itu.
"Iya gue tahu.Tapi nggak usah pake ngebel segala kali bel sepeda loe itu.Entar kalo sampe telinga gue budek karna gara-gara ngedenger deringan bel sepeda loe itu,cuma karna nungguin gue ampe gue keluar dari dalem rumah gue,nantinya gimana coba kalo sampe kedua telinga gue ini jadi budek?Jadi tuli dong jadinya telinga gue!"Bawel gadis itu.
"Iya deh sorry.Mendingan kita berangkat sekarang aja yuk,entar kita telat lagi nyampe kesekolah karna lama-kelaman ngobrol di sini.Ayo berangkat!"Ajak Dea.
"Iya iya.Yuk kita berangkat sekarang."Kata gadis itu dan mulai mengayunkan sepedanya dari dalem rumahnya.
Setelah itu mulailah mereka berdua mengayunkan sepeda mereka berdua untuk pergi menuju ke sekolah.Mereka berdua itu tinggal bersamaan dalam satu alamat perumahan komplek,begitu pula rumah Dea dan juga rumah gadis itu tidak terletak begitu jauh di dalam satu perumahan komplek itu.Hampir setiap hari mereka berdua selalu berangkat sekolah bersama-sama dengan menggunakan sepeda mereka itu.Dan,seorang gadis yang sedari tadi berbicara dengan Dea di depan rumahnya itu bernama Zevana.Yah,Zevana dan Dea tinggal bersamaan di alamat perumahan komplek itu,tetapi rumah mereka tidak begitu jauh tinggal bersamaan di alamat perumahan komplek itu.
Sepanjang jalan menuju kesekolahan,Dea dan Zevana sedang bercerita-cerita sambil mengayuhkan sepeda mereka masing-masing.Mereka berdua itu sudah sahabatan sejak pertama kali mereka baru memasuki tingkatan sekolah SMA.Slain itu,mereka berdua juga sangat akrab satu sekolahan sekaligus temen sekelas,begitu juga mereka adalah temen tetanggaan.Beruntung sekali mereka berdua bisa menjadi tetanggaan semenjak mereka berdua sudah pertama kalinya berkenalan saat mereka berdua itu sama-sama mulai menduduki tingkatan SMA.
Tiba-tiba,belum juga mereka sampai di sekolah tidak tersengaja sepeda yang di tunggangi Zevana telah menabrak sesuatu yang terasa berat baginya,saat roda sepedanya masih terus berputar di tengah perjalanannya.Lantas itu membuat Zevana terjatuh dari sepedanya.Saat ia terjatuh dari sepedanya,ia merasa sedikit kesakitan dan hanya bisa mendiamkan dirinya duduk meringis kesakitanya di atas lantai jalanan dimana posisinya ia duduk di situ.Pada saat ia ingin coba berdiri,ia tidak berdiri karena ringisan kesakitannya itu masih terasa di salah satu anggota badannya.Sedangkan Dea,yang sedari tadi melihat kejadian yang menimpa kepada temannya itu ingin sekali menolong Zevana berdiri dari kejatuhan sepedanya sesudah ia melihatnya saat kejadian itu tadi.
Pada saat Dea ingin membantu Zevana berdiri,sebelumnya sesuatu apa yang Zevana lihat di saat sepedanya bertabrakan tadi adalah seorang anak cowok yang telah menunggangi sepedanya juga.Dengan nasib yang sama,si cowok itu pun juga ikut terjatuh dari sepedanya akibat dari tabrakan sepeda Zevana,disaat ia masih mengayuhkan sepedanya saat bertabrakan tadi.Si cowok itu hanya bisa memegang pergelangan kaki kanannya sesudah ia pun ikut terjatuh dari sepedanya itu.Tetapi,ia juga sama hanya merasa sedikit kesakitan sama seperti apa yang di rasa Zevana juga dari kesakitan pada saat mereka berdua telah terjatuh dari sepeda mereka masing-masing.
"Ya ampun,nih cowok keren banget!Cakep pula dari wajahnya.Tapi kok seragam sekolahnya mirip banget yah sama seperti seragam sekolah gue?Padahal gue kan belom pernah liat cowok sekeren ini sebelumnya!"Batin Zevana.Sesaat kemudian,si cowok itu mulai mengangkat kepalanya untuk melihat dan mencari siapakah orangnya yang sudah menabraki sepedanya sehingga ia terjatuh.Tetapi,pada saat ia melihat seorang gadis yang tepat sekali berada di depan matanya itu,ia sangat heran sedang apakah gadis yang ada di depannya itu,sambil sedang duduk berhamparan tidak jauh dari posisinya dimana si cowok itu pun juga duduk dari kejatuhannya di situ.
"Zevana,elo bisa berdiri nggak sih?Kalo enggak gue bantuin elo berdiri sekarang!"Teriak Dea sambil mengagetkan lamunannya Zevana.Namun,Zevana tidak menyadari bahwa lamunannya telah di kagetkan oleh teriakkannya Dea.Tatapannya masih saja terus menatap cowok yang di tabrakinya itu.Lama kelamaan,Dea berteriak lagi dengan semakin kencang untuk mengangetkan lamunannya.
"Zevana!!!!"Teriak Dea dengan semakin kencang."Aduh Dea,kenapa sih loe pake teriak-teriak segala?Malu tahu kalo sampe orang denger dari sini."Kata Zevana berpura-pura kaget.
"Ehem.....!"Si cowok itu berdehem."Baru pertama kali yah elo ngeliat cowok keren,setelah elo nabarakin cowok ganteng yang ada di depan mata loe itu."Kata si cowok itu.
"Lho,Alvin!Elo kok ada disini?"Tanya Dea sedikit terkejut.
"Eh,Dea!Loe apa khabarnya sekarang?"Tanya si Cowok yang bernama Alvin itu.
Dan ternyata,Alvin itu adalah sepupunya Dea.Dea dan Alvin adalah sepupu karna ayahnya Dea bersaudara kandung dengan ayahnya Alvin.Sudah dari kecil mereka itu sangat begitu dekat dan sangat begitu akrab.
"Khabar gue baik kok Vin.Elo sendiri,kok loe bisa pindah ke sini sih Vin?"Balas Dea,lalu ia bertanya balik kepada sic cowok itu,Alvin.
"Iya De,gue udah nggak betah sekolah di Australia,cuma karna sebahagian keluarga gue pada tugas disana.Bete tahu rasanay gue tinggal disana De.Makanya gue pindah lagi sekolah disini,sekaligus gue juga tinggal di rumah tante gue disini."Jawab Alvin.
"Oh iyah?Emangnya elo pindah ke SMA mana sekarang Vin?"Tanya Dea lagi.
"Di SMA Dominant."Jawab Alvin singkat.
"Itukan sekolahan gue juga Vin,serius loe elo mahu pindah ke sekolahan itu Vin?Gue beneran gak nyangka deh elo mahu pindah satu sekolahan ama gue juga disitu."Jawab Dea dan merasa tidak percaya bahwa Alvin akan berpindah satu sekolahan dengannya.
"Ehem...!!"Giliran Zevana yang berdehem.
"Ih Dea,elo kok malah sibuk ngobrol cipika-cipiki ama dia.Daritadi gue dicuekin tahu,elo nggak lihat nih gue susah nih mahu berdiri.Dengkul gue sakit banget tahu,bantuin gue berdiri kenapa?"Zevana yang masih terduduk di atas lantai jalanan akibat ia terjatuh tadi,membuat Dea lupa untuk menolongnya berdiri karna ia sibuk mengobrol dengan Alvin disitu.
"Aduh Ze,sorry sorry,gue lupa."Gumam Dea sadar.
"Ya udah,sini gue bantuin elo berdiri.Sorry deh Ze gue lupa habisnya."Kata Dea nyengir lalu ia membantu Zevana untuk berdiri dari kejatuhannya tadi.
"Gimana sih loe De,bukannya bantuin gue berdiri malah sibuk ngobrol lu ama dia.Gimana sih lu?"Gerutu Zevana sambil mengibas-ngibaskan rok sekolahnya dan sekaligus di seluruh kakinya juga.
Begitupun Alvin,yang masih terduduk di atas lantai jalanan tadi dimana posisinya berada juga membuat Alvin pun susah ingin berdiri juga.Ia masih juga terus memegang pergelangan kaki kanannya yang masih merasakan rasa sakitnya akibat ia pun ikut terjatuh dari sepedanya tadi.
"Vin,elo mahu gue bantuin berdiri juga Vin?"Tanya Dea enteng.
"Eh,nggak usah De.Gue bisa kok berdiri sendiri!"Jawab Alvin enteng.
"Nggak papa kok Vin.Ayo gue bantuin loe berdiri!"Kata Dea lalu mengulurkan telapak tangannya untuk membantu Alvin berdiri juga dari kejatuhannya tadi.Akhirnya,Alvin pun meletakkan satu dari kedua telapak tangannya untuk membantunya bangkit dari posisinya dimana ia berada.
Dan situasi disitu pun menjadi lega.Begitu juga,Alvin dan Zevana pun telah berdiri kembali dari posisi mereka tadi dengan pertolongan Dea.
"Oh iyah,ngomong-ngomong !Ze,kenalin ini Alvin sepupu gue.Vin,kenalin ini Zevana temen satu sekolahan gue."Kata Dea sambil memperkenalkan nama mereka satu sama lain.
"Zevana!"Sebut Zevana memperkenalkan namanya sambil mengulurkan tangannya kepada Alvin.
"Alvin!"Sebut Alvin memperkenalkan namanya juga sambil membalas uluran tangan Zevana.
Sesudah mereka berdua memperkenalkan namanya masing-masing,perjabatan antara kedua tangan mereka semakin lama menempel dan belom terlepaskan sekali pun.
"Alvin!Keren banget namanya.Sesuai dengan wajah kerennya juga."Batin Zevana.
"Zevana!Hmmm...lucu juga namanya.Persis dengan orangnya,sama-sama lucu."Batin Alvin.
"Woi,udahan dong ngejabat tangannya.Kan kalian berdua udah ngenalin nama kalian berdua masing-masing.Masa ngejabat tangan aja harus pake lama segala sih."Omel Dea setelah ia melihat perjabatan tangan antara Alvin dan Zevana semakin menempel.
"Eh,sorry De sorry.Hmmmm....mendingan kita lanjutin aja yuk berangkat ke sekolahnya.Ntar kita telat lagi De."Sadar Zevana setelah ia melepaskan uluran tangannya Alvin.
"Btw,Vin sorry yah tadi gue udah nabrakin sepeda loe tadi sampe elonya jatuh tadi."Kata Zevana.
"Iya,nggak papa kok."Balas Alvin seraya tersenyum.
"Tapi,masih sakit nggak pergelangan kaki loe itu?Ntar kalo tambah cedera,takutnya gue juga nanti yang tanggungjawab sekaligus perbanin kaki loe itu kalo udah tambah parah nanti jadinya gimana?"Bawel Zevana.
"Haha!Enggak lah,lagian ini udah nggak sakit lagi kok pergelangan kaki gue."Balas Alvin dan senyuman di wajahnya tadi semakin mengembang di lesung pipinya.
"Hmmm.....Vin,berangkat sekolah bareng kita-kita aja yuk Vin.Lagian kan,seragam loe ama seragam kita-kita kan sama.Mahu nggak berangkat sekolahnya bareng kita berdua?Yah itu pun kalo elonya nggak keberatan Vin."Tawar Dea.
Alvin berfikir sejenak dan langsung menjawab tawarannya Dea tadi."Ya udah deh,boleh kok.Jalan sekarang yuk."Jawab Alvin.Setelah itu,mulailah Dea,Zevana dan Alvin mengayuhkan sepedanya kembali berjalan menuju ke sekolahan mereka.
Di SMA Dominant.....
Sampai sudah Dea,Zevana dan Alvin tiba di sekolahan itu.Sesampai disana,mereka bertiga memarkirkan sepeda mereka itu di tempat pemarkiran sepeda dekat sekolahan mereka itu.Alvin,sebagai seorang murid baru harus menemui datang ke ruangan kepala sekolah terlebih dahulu,karna dia adalah siswa baru yang berpindah di sekolahan itu.
"Dea,gue kan murid baru nih disini.Sekarang ini gue harus dateng menghadap ke ruangan kepala sekolah dulu nih sekarang.Anterin gue yah De,maklum gue kan baru disini.Gue kan nggak tahu ruangan kepala sekolahnya ada dimana."Pinta Alvin panjang lebar.
"Aduh Vin,sorry banget yah.Gue perlu ketemu ama Bu Okky dulu sekarang.Loe minta anter ama Zevana aja deh yah!"Tolak Dea.
"Yah Dea!!"Kata Alvin melongos.
"Udahlah Vin,nggak papa kok!Biar gue aja yah yang anterin elo ke ruang Kepsek."Kata Zevana.
"Ya udah deh,gue minta anter ama loe aja kalo gitu."Kata Alvin pasrah.
"Ya udah,kalo begitu gue perlu ketemu ama Bu Okky dulu nih sekarang.Ze,elo anterin dia ke ruangan Kepsek yah Ze."Kata Dea.
"Oke Deh,serahin aja semuanya ama gue De."Kata Zevana enteng.
"Ya udah deh!Gue jalan dulu yah sekarang,sampe ketemu di kelas yah nanti."Kata Dea sambil berlalu meninggalkan Zevana dan Alvin di tempat pemarkiran sepeda.
Setelah itu,Zevana berjalan beriringan dengan Alvin untuk menemaninya berjalan menuju ruang kepala sekolah.Ketika mereka berdua sedang berjalan menuju kesana,seluruh anak-anak cewek yang ada di sekeliling tempat mereka berjalan telah melihat sosok ketampanan Alvin.Zevana dan Alvin tidak memperdulikannya sama sekali.Tatapan mereka hanya sebatas tertuju memandang ke depan.Dan kaki mereka hanya sebatas sebatas terus berjalan melangkah ke depan.Reaksi mereka hanya membiarkan kaki mereka terus melangkah berjalan untuk menuju ke ruangan Kepsek.Tidak hanya itu,bahkan Zevana juga menyapa kepada semua siswa-siswi yang ia lihat di sekeliling kanan-kirinya.Sedangkan Alvin,ia hanya bisa memberikan senyuman tipisnya ke semua siswa-siswi yang ada disana.Slain itu,ada juga sebahagian murid-murid yang ada di seluruh kawasan mereka berjalan itu,memperhatikan tingga badannya Alvin dan Zevana terlihat betul-betul sama sangat tingginya mereka berdua itu.
"Aduh,tuh cowok ganteng banget deh!"Puji salah satu siswi yang ada di kawasan itu.
"Iyah nih,keren banget lagi.Dari wajahnya aja udah kelihatan keren banget lagi tuh cowok."Puji salah satu siswi lainnya yang ada di arena itu.
"Aduh,dasar cewek-cewek.Orang gue duluan juga yang pertama kali kagum ama sosok ketampanannya Alvin sekarang.Pokoknya,selagi ada gue di sekolahan ini,sekalipun gue nggak akan tetep ngebiarin siapa pun buat milikin Alvin dari sekarang."Batin Zevana sambil terus mempercepat langkahnya mengiringi bersama Alvin berjalan menuju ke ruangan Kepala Sekolah.
Akhirnya,sampai sudah Zevana dan Alvin tiba di ruang Kepsek.Langkah mereka terhenti di depan pintu ruangan Kepsek.Lalu Zevana menghelakan nafasnya sebentar.
"Hmmm.....Vin gue anterin elo sampe kesini aja yah.Gue mahu ke kelas dulu,takutnya Dea ada disana nungguin gue,kalo sampe lama-lama nemenin elo buat nganterin loe kesini."Kata Zevana.
"Hmmmm....iya deh.Thanks yah elo udah anterin gue nemuin ruangan Kepsek disini."Kata Alvin.
"Iya,sama-sama Vin.Gue duluan yah."Pamit Zevana sambil berjalan meninggalkan Alvin di depan pintu ruangan Kepsek.
Tiada ulasan:
Catat Ulasan